Love, Live, Laugh and Leave Lie

Love, Live, Laugh and Leave Lie
Click to visit my another blog

Senin, 08 Oktober 2012

Review Film "My Sister's Keeper"

Film : My Sister’s Keeper (2009)

Perbandingan Antara novel dan filmnya

 

 

                Pada saat awal melihat film ini yang muncul pasti di benak mereka adalah membosankan.  Film ini diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama. Dan seperti film-film lainnya yang  dihasilkan dari novel , pasti pada akhirnya selalu ada kekecewaan. Detail atau pun cuplikan selalu tidak sama persis dengan novelnya. Mulai dari tokoh novelnya yang sengaja tidak ditampilkan pada filmnya sampai pada detail-detail dialog dan tempat yang tidak sama persis pada novelnya. Film ini bergenre drama diproduseri oleh Stephen Fuscot. Disini saya banyak membandingkan antara novel dengan filmnya.

                Film ini berkisah tentang seorang gadis bernama Anna, mempunyai kakak perempuan bernama Kate yang mengidap leukimia. Dia yakin bahwa dirinya dilahirkan untuk menyelamatkan kakaknya. Dia lahir karna telah direncanakan dan melakukan tuntutan ke pengadilan atas pembebasan dirinya untuk tidak mendonorkan ginjalnya ke kakaknya.

                Bagi saya film ini sangat luar biasa. Para pemainnya begitu total dan menghayati setiap perannya sehingga kita benar-benar terbawa cerita. Film ini memang sarat makna tentang keluarga. Menceritakan seberapa dekat hubungan antara Kate dan Anna, antara Kate dan Ibunya, ayahnya yang sangat kacau karna harus memilih untuk mengutamakan Hak hidup Anna atau keselamatan hidup Kate dan bagaimana seorang anak yang terlantar karena harus mengurusi salah satu anaknya yang lain yang butuh perhatian penuh.  Masalah disini begitu kompleks. Hal yang menarik yang bisa sedikit menjadi hiburan adalah kisah cinta antara Kate dan Taylor. Mereka dipertemukan karena sama-sama mengidap kanker namun pada akhirnya taylor harus meninggal terlebih dulu dan itu membuat semngat hidup Kate menjadi turun dan pernah mencoba bunuh diri. Orang yang pernah membaca kisahnya di novel pasti paham benar semua detail dari filmnya namun pada endingnya film ini tidak sama persis dengan novelnya. Pada akhir cerita di novel, Anna akhirnya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia sehingga ginjalnya disumbangkan ke kakaknya, Kate. Dan akhirnya Kate-lah yang bertahan hidup. Hal ini berbeda dengan filmnya yang akhirnya baru diketahui bahwa Kate’lah yang sesungguhnya ingin menyerah dan mati sehingga Anna berpura-pura menuntut ibunya di pengadilan dan pada akhirnya Anna yang terus melanjutkan hidup. Tapi bagaimanapun juga menurut saya ending dalam filmnya lebih memuaskan ketimbang novelnya.

                Banyak cerita dari novel yang dihilangkan dari filmnya. Yakni kisah cinta antara pengacara Anna, Mr. Alexander dan psikolog anak yang membantu kasus ini, juga cerita ketika kaka pertama Anna, Jesse kabur dari rumah dan membakar rumah kosong agar mendapat perhatian dari orang tuanya. Mungkin mengingat durasi dalam fimnya ataupun untuk menghemat biaya pembuatan, itu saya kurang tahu. Berikut tokoh-tokoh penting menurut saya.

 

Anna : Dia direncanakan dengan bayi tabung dang melakukan rekayasa yang memungkinkan bahwa organnya cocok untuk kakaknya untuk didonorkan. Dan sebagian hidupnya hanya untuk mendonorkan organ untuk kakaknya sehingga dia kehilangan masa kecilnya.

 

Jesse : Anak pertama yang mengetahui bahwa adiknya mengidap penyakit mematikan haru rela perhatianya tersita. Bahkan orang tuanyapun tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit dileksia. Dan saat dia kabur dari rumahpun tidak ada yang tahu dan peduli. Orang tuanya pun tidak ada niat untuk mencarinya.

 

Sara : Seorang ibu yang sulit menerima kenyataan bahwa anaknya sudah tidak bisa hidup lama lagi. Namun dia tetap berjuang mati-matian agar anaknya bisa tetap hidup smapai harus melakukan program bayi tabung dan mengundurkan diri sebagai pengacara agar bisa fokus menjaga Kate.

 

Brian : seorang pemadam kebakaran yang mempunyai kehidupan keluarga yang berantakan karna anaknya yang harus berobat rutin dan menginap di rumah sakit. Disaat dia ingin membela Anna karna dia sadar dia sudah dewasa dan dewasa untuk meminta hak atas tubuhnya, dia juga harus memikirkan anaknya Kate yang berjuang mati-matian untuk melangsungkan hidupnya.

                

 Situasi ini memang benar-benar sulit untuk dihadapi namun pada akhirnya setelah Kate meninggal kehidupan keluarga mereka berjalan normal kembali. Film ini benar- benar bagus namun sedikit membingungkan karna perputaran waktunya tidak teratur. Terkadang flash back ke waktu lampau terkadang ke masa sekarang tapi kadang langsung melaoncat ke kejadian sesudah sekarang. Mungkin hanya yang sudah membaca novel atau yang melihat film ini minimal 2 kali baru bisa memahami maksud dari film ini. Film ini saya rekomendasikan untuk orang dewasa karena permasalahanyya begitu kompleks dan hanya bisa di pahami oleh remaja seusia 17 tahun keatas.

2 komentar: